Posted by Asrofi on September 25, 2024 in Catatan | No comments
Oleh: Moh. Asrofi
(Ketua LakpesdamNU 2024-2029)
Ucapan rasa syukur kepada Allah SWT selalu kita ucapan mengawali perbincangan di lembaga ini. Karena berkat rahmad dan ridlonya kita semua bisa berkumpul di dalam satu wadah yang barokah ini, yakni Lakpesdam NU Kabupaten Blitar. Tentu ini bukan karena kesengajaan melainkan atas kuasa ilahi rabbi.
Sholawat dan salam selalu kita sanjungkan kepada suri tauladan, pemimpin agung, inspirator umat manusia, yakni baginda nabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan kita semua kelak mendapat syafaat dari beliau dan menjadikan kita sebagai orang yang selamat baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Saya meyakini bahwa yang menjadi pengurus Lakpesdam sekarang ini adalah orang-orang pilihan. Karena manjadi pengurus karena dipilih kader yang terbaik dari yang baik. Menurut Gus Dur ada beberapa tipologi kader NU. Pertama, kader cinta (ber-)NU. Cirinya biasanya dari jam 06.00 pagi sampai jam 06.00 sore ngurusi NU. Kedua, kader gila NU. Cirinya ngurusi NU masih diteruskan sampai jam 12.00 malam. Ketiga, Kader NU gila. Cirinya ngurusi NU dari jam 06.00 pagi sampai jam 06.00
Saya merasakan yang jadi pengurus lakpesdam mayoritas tidak ada dalam tiga ciri tersebut dan memunculkan tipologi baru yaitu, kader NU gila beneran. Karena seringkali berhari-hari tidak pulang hanya demi (ber-)NU.
Sepercik (Tentang) LakpesdamNU
Dalam sejarahnya Lembaga ini berdiri atas ide KH. Abdurrahman Wahid dan dibidani oleh dr. Fahmi D. Syaifuddin yang waktu itu menjabat sebagai salah seorang ketua PBNU. Awal berdirinya lakpesdam masih menjadi lajnah. Lajnah itu perangkat organisasi pelaksana NU yang perlu penanganan khusus pembawa. Tugas awal yang diemban adalah penaganan ad hoc dalam tugas khusus terkait pengembangan SDM.
Akhirnya saat muktamar cipasung dari lajnah di rubah menjadi lembaga. Tugas yang diemban juga semakin berat untuk mendinaminasi organ ke-NU-an di lajnah, lembaga, dan badan otonomnya dalam upaya mengefektifkan organisasi.
Karena itu, Lakpesdam diandaikan sebagai lokomotif agar gerbong-gerbong NU, baik lajnah, lembaga atau badan otonom bergerak sesuai agenda besar NU, Lakpesdam bertugas melakukan pembenahan ke dalam tanpa menutup ruang untuk membuat terobosan keluar.
Bisa dikatakan lakpesdam adalah kader intelektualnya NU. Tentu saja identitas itu menjadi tanggungjawab yang sangat berat. Tapi saya yakin semua bisa mengemban amanah itu. Untuk pembangunan SDM tentu kaderisasi merupakan program utama kemudian program kajian menjadi ciri khas dari Lakpesdam di kepengurusan ini.
Mari kita semua saling bekerjasama dan sama-sama bekerja untuk khidmah kita kepada umat. Warga nahdliyin khususnya kepada semua lapisan masyarakat umumnya.
Blitar, 24 September 2024

0 comments:
Posting Komentar